Select Page

Saya biasa melakukan aktivitas yang gak terlalu butuh konsentrasi pikiran sambil dengerin audio bible. Mungkin orang bilang, dengerin firman Tuhan kok disambi? Well, firman Tuhan itu berkuasa, you know. Meskipun kayaknya cuma disambi, tapi dia bisa tetep berbicara loh.

Seperti malam ini waktu saya dengerin kitab Ayub.

I’ve heard this story like I dunno how many times, dan sering denger kotbah tentang Ayub dari berbagai perspektif. Lalu di akhir pasal 1 tiba2 nyantol lah ayat ini di telinga saya.

“Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.” (Ayub 1:22)

Kita tahu ceritanya tentang Ayub ya. Dia orang saleh, kaya raya, diberkati, makmur. Lalu dalam sekejap semua harta benda aset dan keluarganya habis begitu saja. From the top of the highest mountain and then suddenly he was thrown to the deepest of the valley. Dan dalam kesemuanya itu Ayub tidak berdosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Kebayang gak sih situasi seperti apa yang dihadapi Ayub saat itu. Sampe2 istrinya sendiri ngatain, Mati aja deh lu… Dalam kondisi yang udah gak masuk di akal siapapun manusia yang hidup, Ayub masih tetap percaya dan berpegang sama Tuhannya. Dia gak nyalahin Tuhan. Tidak menganggap Tuhan “berbuat kurang patut.”

Kalimat ini menarik sekali buat saya. Dan saya cari dalam versi lain bilangnya apa sih. Di versi KJV & AMP dikatakan “not charge God foolishly”. Dalam versi MSG dibilang, “not once did he blame God.” Jadi Ayub tidak menyalahkan Tuhan. Tidak menuduh Tuhan bertindak aneh2 Tidak sembarangan mengatakan hal yang jelek tentang Tuhan. 

Kadang2 dalam hidup ini pastilah kita pernah ngalamin yang mungkin kita diperlakukan gak adil, dituduh yang gak bener sama orang lain, dicurigai orang, atau apa lah hal yang gak enak. Gimana sih kita berespon dalam situasi seperti itu? Saya gak tahu gimana Anda2 akan berespon ya, tapi saya pernah melihat ada orang2 — dan saya sendiri juga pernah — berespon dengan nyalahin orang lain, nyalahin kondisi, menarik diri dari komunitas yang sehat, ngomongin orang di belakang, bahkan mungkin ngejelek2in dan mencoba mempengaruhi orang untuk ikut benci sama apa yang dia gak suka. You know what, meskipun sepertinya ini ditujukan kepada manusia, sebenernya dengan bersikap seperti ini sama aja kita menyalahkan Tuhan.

Kenapa kok kayak gini Tuhan? Kenapa dia gituin aku Tuhan? Kenapa aku gak dianggep? Kenapa aku gak diperlakukan begini begitu? Kenapa begini…Kenapa begitu… Tanpa sadar kita menuduh Allah “berbuat kurang patut” kepada diri kita.

Saya pikir2… Apa yang kita alami gak mungkin deh separah apa yang dialami sama Ayub. Semua harta benda kekayaannya habis. Anak2nya semua mati. Istrinya ngata2in. Bahkan sahabat2nya menuduh dia yang enggak2. Dalam semua itu Ayub tetap tidak berprasangka buruk sama Tuhan.

Saya gak tau apa yang kamu2 sekalian lagi hadapin. Bisa jadi cuma masalah sepele, bisa jadi masalah serius, berat banget. Kapasitas setiap orang beda2. Sesuatu yang bagi seseorang biasa aja, bisa jadi udah berat banget gak ketulungan bagi orang yang lain. Kita gak bisa pukul rata dan berharap semua orang bisa memberikan respon atau reaksi yang sama dengan kita.

Cuma ayat berikut ini yang bisa saya doakan buat kamu semua:

“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah.” (Efesus 3:18-19)

Semoga kita semua bisa memahami kasih Kristus. KasihNya begitu panjang, lebar, tinggi dan dalam. KasihNya melampaui segala pengetahuan. Kadang kita gak paham cara Dia mengasihi kita. Kadang kita gak paham cara Dia mendidik kita. Kita gak tahu kalo sesuatu yang kayanya buruk, gak enak, menyusahkan, menyakitkan itu adalah cara Dia untuk mendidik kita, menjadikan kita lebih kuat, membuat kita naik level, membentuk pribadi kita. Dan biasanya kita baru paham, baru ngeh semuanya itu setelah kejadian itu lewat, udah di belakang, dan kita bisa menengok ke sana dan berkata, “Oh…. ternyata seperti itu. Kalau aku gak melewati hal itu, aku gak akan bisa menjadi diriku yang sekarang ini.” Dan pehamaman seperti itu hanya bisa kita dapatkan kalau kita mau membuka hati, menerima didikanNya dengan kerendahan hati, being teachable, mau ditegur dan diajar.

Saya berdoa, supaya kamu…dapat memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun itu melampaui segala pengetahuan, sekalipun gak masuk di akal kita.

I do pray for that. Whoever you are. Wherever you are. Whatever you’ve been through. Whatever you’re dealing with right now. He always loves you with His unfailing love.

Efesus 3:18-19

You may download this image for your mobile wallpaper, or just save it for your collection 🙂