Select Page

Dr. Dharius Daniels at Lakewood Church 7 Feb 21

LOOK AGAIN (LIHAT LAGI)

Sermon starts at 54:59 to 1:28:50

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. Orang Mesir mengejar dan menyusul mereka–segala kuda Firaun, keretanya dan orangnya yang berkuda–sampai ke tengah-tengah laut. Dan pada waktu jaga pagi, TUHAN yang di dalam tiang api dan awan itu memandang kepada tentara orang Mesir, lalu dikacaukan-Nya tentara orang Mesir itu. Ia membuat roda keretanya berjalan miring dan maju dengan berat, sehingga orang Mesir berkata: “Marilah kita lari meninggalkan orang Israel, sebab Tuhanlah yang berperang untuk mereka melawan Mesir.”

(Keluaran 14 : 21-25)

Allah Selalu Punya Maksud

Ada banyak kata yang dipakai untuk menggambarkan sifat dan karakter Tuhan. Dalam kitab Ibrani dikatakan immutable (Ibr 6:18), artinya tidak berubah. Dia tetap sama dulu sekarang dan selamanya. Dulu Dia membuat jalan, sekarang Dia membuat jalan, esok Dia membuat jalan. Dulu Dia membuka pintu, sekarang Dia membuka pintu, esok Dia membuka pintu. Dulu Dia adalah Penyembuh, sekarang Dia adalah Penyembuh, esok Dia adalah Penyembuh. Dia tidak berubah, konsisten, dapat diandalkan. Kita bisa tetap ada sampai sekarang karena Allah selalu konsisten. Waktu kita gak bisa bergantung sama siapapun juga, kita bisa bergantung kepadaNya. Dia kekal, mahatahu, mahakuasa, tapi ada satu kata sifat yang mau saya tambahkan hari ini bahwa Allah itu sengaja. Dengan kata lain Dia adalah Tuhan atas semua tujuan, Tuhan atas semua strategi, Tuhan yang kalo bertindak bukan tanpa maksud tapi pasti ada tujuan di belakangnya. Kalo ada pintu yang terbuka, Allah punya maksud. Ketika pintu tertutup, Dia punya maksud. Waktu seseorang masuk dalam kehidupanmu, Dia punya maksud. Dan waktu orang yang salah keluar dari kehidupanmu, Dia punya maksud. 

Kapanpun Ia melakukan sesuatu yang bisa kita lihat, Ia juga melakukan sesuatu yang kita gak bisa lihat. Ketika Dia melakukan sesuatu yang kita tahu, Dia juga melakukan sesuatu yang kita gak tahu. Karena Allah kita melakukan sesuatu dengan sengaja. Dan ketika Dia gak melakukan sesuatu, berarti Dia sedang melakukan sesuatu. Karena Dia punya maksud. Karena kalo Dia gak melakukan apapun, Dia gak melakukan apapun dengan maksud tertentu. Dan kalau Dia gak melakukan apapun dengan sengaja artinya Dia sedang melakukan sesuatu. Jadi ketika Ia melakukan sesuatu berarti Ia sedang melakukan sesuatu. Dan ketika Ia sepertinya gak melakukan apapun, Ia sedang melakukan sesuatu. Itulah sebabnya kita harus memuji Dia waktu Dia melakukan sesuatu. Tetapi kita juga harus memuji Dia ketika sepertinya Dia gak melakukan apapun. Karena ketika Ia seperti gak melakukan apa2 sebenernya Dia sedang melakukan sesuatu!

Waktu saya pikir Dia gak bergerak, Dia sedang melakukan sesuatu. Waktu saya pikir Dia gak ngapa2in, Dia sedang melakukan sesuatu. Waktu sepertinya Dia sedang mengambil waktu, Dia sedang melakukan sesuatu. Karena Allah melakukan sesuatu dengan sengaja. 

Nah, ini melegakan sekaligus membingungkan, karena meskipun kita yakin dan percaya bahwa Dia sedang melakukan sesuatu, kadang kita gak selalu ngerti dan paham dengan jelas tentang apa yang sedang Ia kerjakan itu. Ini berhubungan dengan apa yang saya sebut dengan Prinsip Perspektif :

Di mana Anda duduk menentukan apa yang Anda lihat. Apa yang Anda lihat menentukan apa yang Anda lakukan.

Kalau kamu gak duduk di tempat aku duduk, kamu gak akan melihat apa yang aku lihat. Kalau kamu gak melihat apa yang aku lihat, kamu gak akan paham apa yang aku kerjakan.

Inilah pesan yang Allah sampaikan kepada kita. Kadang kita gak paham apa yang Tuhan kerjakan karena kita duduk di tempat yang berbeda dari tempatNya. Kita melihat jalan buntu. Tuhan melihat belokan di ujung jalan. Kita melihat gunung, Tuhan melihat di balik gunung. Kita melihat hari ini, Tuhan melihat hari esok, dan Tuhan membuat keputusan yang gak masuk di akal kita hari ini, karena Dia menyiapkan berkat di hari esok.

Jadi hal-hal gak selalu seperti apa yang kelihatan. Kamu, saya dan Tuhan bisa saja melihat hal yang sama, tetapi gak melihat hal yang sama, karena Tuhan melihat dengan sudut pandang yang berbeda. Dan apa yang kelihatannya seperti beban, bisa jadi sebenarnya adalah berkat. Yang kelihatan sebagai penolakan, bisa jadi sebenarnya adalah perlindungan. Yang kelihatan seperti kemunduran, bisa jadi adalah persiapan untuk lebih maju. Karena Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kebaikan kita.

Allah Memanggil Pembebas

Kisah tentang bangsa Israel ini diambil dari Kitab Keluaran. Menyebutkan judul kitabnya aja sudah bikin saya semangat. Kata “Keluaran” (Exodus) secara sederhana berasal dari = “jalan keluar” (exit).

Ini sangat menguatkan, karena kalo Allah kita adalah Allah yang memberi jalan keluar, artinya umat Tuhan gak akan pernah terjebak. Saya bisa merasa terjebak, bisa kelihatan seperti terjebak, orang bisa bilang saya terjebak, tetapi Allah membuat jalan di mana gak ada jalan. Kalo Dia harus membelah Laut Merah, Dia akan membuka jalan. Kalo Dia harus meruntuhkan Tembok Yerikho, Dia akan membuka jalan. Dia bisa melakukan apapun karena Dia adalah Allah yang memberi jalan keluar.

Bangsa Israel berada di bawah tekanan rezim ini selama 400 tahun Mereka membangkitkan generasi yang sudah lelah dan muak untuk hidup di level yang lebih rendah dari apa yang terbaik dari Tuhan. Mereka membangkitkan generasi yang mendapat pewahyuan bahwa Allah akan membuat kamu hidup di level yang kamu inginkan. Generasi yang menyadari kalo selama ini hal-hal udah seperti itu, bukan berarti selamanya harus seperti itu. Generasi yang menyadari bahwa sejarah kita tidak harus menjadi kodrat kita. Dan masa lalu kita tidak harus menjadi masa depan kita. Dan kita akan berseru kepada Allah yang akan memberikan jalan keluar bagi kita.

Jadi dalam kisah itu dikatakan, mereka mulai berseru kepada Tuhan meminta pembebasan. Dan ketika mereka mulai berseru kepada Tuhan memohon pembebasan, Allah mulai berbicara kepada sang pembebas. Mereka berseru kepada Tuhan memohon pembebasan, dan Tuhan mulai berbicara kepada sang pembebas. Tuhan berbicara kepada seorang bernama Musa, yang belum tahu kalau ia adalah orang yang akan membebaskan Israel. Allah berbicara kepada Musa yang bahkan gak tahu kalo pembebas itu ada dalam dirinya. Tuhan sedang mempertemukan Musa dengan dirinya yang baru. Karena ada kamu di dalam dirimu yang kamu belum ketemu! Saya percaya tahun 2021 adalah waktunya Tuhan akan mempertemukan kamu dengan dirimu yang kamu belum kenal/temui. Pribadi yang lebih kuat, lebih bijaksana, lebih fokus, lebih disiplin, lebih bahagia, lebih sukacita, lebih damai, dirimu yang berjalan dengan penuh keyakinan dalam kasih karunia Tuhan.

Jadi Allah berbicara sama Musa lewat semak yang terbakar, “Musa Aku mau mengutus engkau kepada Firaun supaya dia melepaskan umatKu pergi.”

Musa lalu kaya… “Ehm, Tuhan mau pake….siapa??” 

Tuhan bilang, “Aku mau pakai kamu.”

Musa  bilang, “Aku gak bisa tampil di depan orang banyak kayak  gitu. Aku di belakang sini aja, ini pelayananku.” Dan dia mulai menyebutkan ketidaklayakannya kepada Tuhan. 

“Aku gak pinter ngomong, gak pinter milih kata2. Engkau memanggil aku keluar dari zona nyamanku ke tempat yang aku gak nyaman sama sekali.”

Lalu Tuhan kaya bilang, “Iya, tahu. Musa, Aku sudah melengkapi kamu sebelum mengutus kamu.” Dalam kitab Yeremia Allah berfirman bahwa Dia mengenal kita sebelum Dia membentuk kita dalam kandungan ibu kita (Yer 1:5). Kamu dibekali untuk pekerjaanmu. Kamu dibentuk untuk panggilanmu. Kamu dirancang sedemikian rupa dan gak ada kekurangan. Segala sesuatu yang kamu perlu untuk melakukan panggilanKu dan menjadi seperti yang Aku tetapkan sudah ada di dalam dirimu. Dan ini adalah masa untuk membangkitkan karunia dan potensi itu yang telah Kuberikan untuk mencapai tujuanmu.

Musa bilang, “Aku gak bisa melakukan ini tanpa Engkau.”

Jawab Tuhan, “Tepat sekali. Itu sebabnya Aku memilihmu karena kamu tahu kamu gak akan bisa melakukannya tanpa Aku.” 

Dan Musa gak sadar kalo ada generasi yang sudah lama menderita di bawah jajahan Mesir sedang nungguin dia mengatasi rasa ketidaklayakannya. Musa gak tahu kalo ada orang-orang yang nunggu dia jawab YA. Dan sementara Allah berbicara di semak yang terbakar untuk meyakinkan Musa supaya menerima tugasnya, Allah yang sama tidak mengatakan sesuatu pun kepada orang Israel.

Ingat bahwa mereka berseru kepada Tuhan minta pembebasan, dan Tuhan sedang berbicara kepada si pembebas. Nah ini agak mengganggu saya, karena kalo saya ngomong sama Tuhan tentang masalah saya, saya pengennya Tuhan ngomong balik sama saya. Tapi bukan itu yang terjadi. Dikatakan mereka berseru kepada Tuhan tentang masalah mereka, dan Tuhan berbicara kepada apa yang akan jadi jawabannya. 

Apa pelajarannya? Hanya karena Tuhan gak ngomong apa2 tentang masalah yang sedang dihadapi, bukan berarti Tuhan gak melakukan sesuatu untuk memberi jawaban. 

Buat kamu yang lagi merasa susah, patah semangat, Tuhan sedang mengerjakan sesuatu buat kamu. Meskipun Tuhan tidak bersuara, Dia sedang bergerak buat kamu. Dan Dia sedang membentuk, mengubah, mengatur hal-hal dan menyusunnya menurut kehendakNya yang sempurna. 

Jadi Tuhan akhirnya bisa meyakinkan Musa untuk menerima tugasnya, dan Musa berkata, “Baiklah, aku akan pergi ke Mesir, tapi orang-orang ini gak kenal aku. Aku harus ngasi tahu mereka siapa yang mengutus aku. Dan aku gak bisa bilang ‘Allah’ yang mengutus aku, karena mereka tinggal di tengah2 budaya Mesir yang menyembah segala macam allah : dewa matahari, dewa bulan, dewa kesuburan. Jadi aku butuh nama, Tuhan.”

“Jadi kamu butuh nama?” 

“Ya, aku butuh nama.”

“Beneran, kamu minta nama?”

“Iya, aku mau nama.”

“Oke, siap dicatat ya.”

“Oke Tuhan aku siap.”

“AKU…” (English = I AM…)

Musa bingung, “Aku…? Aku siapa?” 

Artinya: Aku bisa jadi siapa saja yang Aku mau. Aku mau menunjukkan kepadamu kalau tidak ada kata yang bisa menggambarkan apa yang bisa Aku perbuat untukmu. Aku bisa jadi Penyembuh. Aku bisa jadi Pembuka Jalan. Aku bisa menyediakan segala kebutuhanmu. Waktu kamu kesepian aku menjadi Jehova Shama.

Bisakah kamu melihat kembali ke hidupmu dan berkata, “Aku bersyukur kepada Allah yang telah menjadi apapun yang aku butuhkan kapanpun aku membutuhkanNya.”

Allah Menggenapi JanjiNya

Kemudian Tuhan memberikan Musa beberapa petunjuk dan penguatan untuk berbicara kepada bangsa Israel: Jadi karena Firaun gak akan membiarkan Israel pergi begitu saja, jadi Aku mau kamu menyampaikan ini kepada bangsa Israel:

Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa,

(Keluaran 3:21)

Firman ini bukan hanya untuk bangsa Israel tetapi berbicara buat kita juga. 

Tuhan berjanji, “Aku sudah melihat penderitaanmu, Aku tahu sakit hatimu. Aku akan membuat orang Mesir dengan murah hati memberi kepadamu.” Dengan kata lain, “Aku akan memberikan urapan sementara sehingga mereka tidak sadar dan orang-orang yang menekan kamu, berusaha menghalangi kamu, berusaha menghentikan kamu, tiba-tiba akan mempunyai rasa suka ke kamu. Aku akan membalikkan hati mereka ke arahmu. Dan orang-orang yang selama ini sudah mengambil keuntungan darimu, akan mulai memberi kepadamu dengan sukarela. Dan pada saat mereka menyadari apa yang mereka lakukan, itu sudah terlambat karena kamu sudah melangkah dalam kasih karunia Allah.” Tuhan bisa melembutkan hati yang keras.

Allah menyampaikan ini di Keluaran 3. Ini adalah ketika hal itu diberitahukan. Tapi setelah kita baca kisahnya, hal itu baru terwujud di Keluaran 12. Tuhan sudah berjanji bahwa ia akan membuat orang Mesir bermurah hati sehingga mereka akan keluar dari Mesir dengan bermartabat. Tetapi baru di pasal 12 hal ini digenapi.

Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu.

(Keluaran 12:36)

Saya mau kasi tahu, kalo kamu menerima janji Tuhan dan Tuhan belum mewujudkannya, mungkin kamu masih ada di pasal 4. Mungkin kamu masih ada di pasal 5. Mungkin kamu masih ada di pasal 6, 7, 8, 9, 10, atau 11. Tapi kalo kamu tetap percaya dan tetap melangkah dalam iman, cepat atau lambat kamu akan sampe di pasal 12. Dan Allah yang tidak lalai menepati janjiNya, yang akan menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya akan mewujudkan janjiNya itu. Ini adalah saatnya menerima janji Tuhan itu.

Allah Berperang bagi Kita

Jadi Musa melalui beberapa peristiwa tawar-menawar dengan Firaun sampai akhirnya Firaun bisa diyakinkan untuk melepaskan bangsa Israel. Tetapi waktu bangsa Israel sudah mulai berjalan keluar dari Mesir, tiba2 Firaun sadar, “Apa yang sudah ku perbuat? Kok aku membiarkan asetku pergi!” Jadi dia memutuskan untuk mengejar dan menangkap mereka kembali supaya bisa menguasai mereka di bawah rezimnya lagi. 

Bangsa Israel berjalan mengikuti pimpinan Musa, dan sampailah mereka di suatu tempat yang digambarkan sebagai Laut Merah. Trus mereka kesel. Musa, kamu udah datang ke kita, bikin keajaiban ini itu, menjanjikan tanah yang makmur penuh susu dan madu, sekarang sampe di sini pilihannya cuma tenggelam di laut atau balik ke rumah perbudakan. 

Kelihatannya… KELIHATANNYA… pilihan yang ada cuma laut atau perbudakan. Dan Alkitab berkata, waktu Firaun mengejar mereka, Allah melakukan sesuatu yang luar biasa. 

Lalu malaikat Allah, yang ada di depan pasukan Israel, pindah ke bagian belakang. Dan pindahlah juga tiang awan sampai berada di antara pasukan Mesir dan pasukan Israel. Awan itu menimbulkan kegelapan, sehingga sepanjang malam kedua pasukan itu tak dapat saling mendekati.

(Keluaran 14:19-20—BIMK)

Tuhan yang tadinya ada di depan mereka, berpindah posisi ke belakang mereka dan ada di antara Firaun yang sedang mengejar mereka. Sebagaimana Tuhan bisa berpindah posisi untuk orang Israel, Tuhan juga bisa berpindah posisi untuk saya dan kamu. Ada hal-hal yang gak pernah bisa menjangkau kita karena Tuhan berpindah posisi dan berdiri di antaranya, jadi hal itu gak bisa menyentuhmu.

Di kitab Ayub, Iblis menyebut ini sebagai “pagar” (Ayub 1:10). Waktu Iblis ditanya oleh Allah, “Apakah kamu memperhatikan hambaku Ayub?”

“Ya, aku perhatikan. Tapi Engkau membuat pagar di sekelilingnya, keluarganya, dan segala harta miliknya.”

Pertanyaan saya: bagaimana Iblis bisa tahu kalau ada pagar perlindungan di sana, kecuali dia sudah pernah berusaha mengganggu Ayub sebelumnya, tapi dia gak bisa menembusnya?

Bersyukurlah atas “pagar perlindungan” yang sudah Tuhan berikan bagi kita.

Terima kasih Tuhan untuk pagar itu. Hal itu nyaris aja menimpaku, tetapi gak sampe kejadian karena Engkau telah menahannya, Engkau menghentikannya, Engkau berdiri di antaranya, Engkau melindungi, Engkau memperbaiki.

Musa masih berdiri di hadapan Laut Merah ini dan orang Israel bertanya kepadanya, “Musa, kita harus gimana?” Musa menjawab, “Tenanglah saja, dan lihatlah keselamatan yang dari Tuhan.” Dengan kata lain, ada peperangan yang Tuhan berperang melalui diri kita. Dan ada peperangan yang Tuhan berperang bagi kita. Ada peperangan di mana kita harus bekerja, dan ada peperangan lain yang Tuhan mau kita nonton aja. Dia berkata, “Biar kutunjukkan betapa hebatnya Aku. Biar kutunjukkan betapa berkuasanya Aku.”

Dibutuhkan iman bukan hanya untuk melakukan sesuatu, tetapi juga dibutuhkan iman untuk tinggal tenang. Menjadi tenang dan berkata: peperangan ini adalah milik Tuhan, bukan aku. Kita lalu bisa berkata, bahkan sebelum peperangan itu dimulai, kita akan melangkah bukan untuk memperoleh kemenangan, tetapi berjalan dari kemenangan.

Potensi Sudah Ada dalam Dirimu

Jadi setelah Musa berkata kepada bangsa Israel untuk tinggal tenang, dia kembali kepada Tuhan dan bertanya, “Tuhan, harus gimana nih?” Aku sudah bilang sama orang-orang, aku sudah bersaksi, memberi tahu mereka bahwa Engkau akan melakukan sesuatu, terus gimana?

Lalu Tuhan berfirman, “Angkatlah tongkatmu dan ulurkan tanganmu.”

Tongkat itu punya potensi yang belum diwujudkan. Dan tanganmu bisa melakukan hal-hal yang kamu belum tahu. Jadi Musa, akan Kutunjukkan padamu bagaimana membuat mujizat baru dengan tongkat dan tangan yang lama. Aku tidak perlu memberimu sesuatu yang baru untuk melakukan hal yang baru. Aku bisa menunjukkan padamu bagaimana menggunakan apa yang kamu sudah punya. Aku bisa menunjukkan bagaimana menggunakannya dengan cara yang baru. 

Tuhan Menghapus Jejak

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

(Keluaran 14:21)

Saya pikir setelah ratusan kali saya membaca kisah ini, saya kira Laut Merah itu terbelah seketika. Tapi ternyata gak seperti itu. Dikatakan semalam-malaman. Semalam-malaman. Menangis. Berdoa. Semalaman. Tetapi sukacita datang di pagi hari. Air itu gak terbelah seketika tapi secara bertahap. Ada beberapa mujizat yang Allah kerjakan secara bertahap. Ada hal-hal yang Dia lakukan secara langsung, seketika. Tetapi ada juga hal-hal yang Dia kerjakan secara bertahap. Kita perlu bersyukur dan memuji Tuhan atas mujizat yang seketika, tapi kita juga harus bersyukur dan memuji Dia atas mujizat yang terjadi secara bertahap. Bersyukur karena sekalipun airnya belum terbelah, tapi angin masih bertiup. Mungkin ada orang yang belum menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Yesus, tapi angin masih bertiup. Mungkin pintu belum terbuka sepenuhnya, tapi angin masih bertiup. Mungkin jalan belum jadi sepenuhnya, tapi angin masih bertiup. Adakah kamu merasakan angin sedang bertiup? Apakah kamu merasakan Allah sedang bekerja?

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

(Keluaran 14:21)

Saya gak tahu banyak tentang geografi atau kelautan. Yang saya tahu, tanah di dasar laut itu seharusnya basah. Bagian itu saya tahu. Harusnya tanah itu jadi tanah berlumpur dan bukan tanah kering. Tapi penulis memastikan bahwa ia menyebutkan secara detil supaya kita tahu bahwa tanah itu kering. Kenapa?

Rasul Paulus dalam surat Korintus menuliskan bahwa yang terjadi dalam keluarnya bangsa Israel dari Mesir ketika menyeberang Laut Merah itu adalah metafora dari baptisan. Tuhan bekerja memulihkan hati orang-orang yang menerima Yesus dan memberi pengampunan atas dosa-dosa mereka. Kalau tanahnya berlumpur, itu berarti orang Israel akan meninggalkan jejak. Dan jejak adalah bukti dari mana kamu berasal. Tapi ketika tanahnya kering, tidak ada bukti dari jalan mana yang pernah kamu lewati untuk sampai ke seberang. 

Begitulah Allah bekerja bagi kita. Kita gak terlihat seperti dari mana kita datang, karena Tuhan sudah menghapus jejaknya. Kita gak terlihat seperti apa yang pernah kita lalui, karena Tuhan sudah menghapus jejaknya. Kita gak terlihat dari mana kita keluar. Kalo kita memberi kesaksian hidup kita, ada orang-orang yang gak akan percaya. Alkitab berkata, Dia mendandani orang yang lemah lembut dengan keselamatan. Allah memberkatimu sedemikian rupa sehingga kamu gak terlihat seperti pengalaman yang sudah kamu alami. 

Gak Seperti Apa yang Kelihatan

Bangsa Israel berjalan di tanah kering sampai ke seberang. Firaun melihat itu dan dia mencoba melakukan apa yang dilakukan orang lain. Dan waktu dia mencoba melakukannya, semua pasukannya tenggelam. Kamu akan tenggelam kalo kamu berusaha mengikuti firman yang Tuhan gak suruh ke kamu. 

Waktu bangsa Israel menghadapi Laut Merah, mungkin mereka berpikir kalo laut itu adalah akhir dari riwayat mereka. Tapi ternyata Allah memakai Laut Merah untuk mengakhiri sesuatu yang berusaha menghabisi mereka. Allah memakai pencobaan untuk menghancurkan pencobaan. 

“Pengalaman Laut Merah” yang sedang kamu jalani adalah sesuatu yang dipakai Tuhan untuk menenggelamkan Firaun yang telah lama menyiksamu. Kamu akan keluar dari masalah itu, dan musuh yang kamu lihat sekarang gak akan kamu lihat lagi. 

Saya gak tahu apa Laut Merah kamu, saya gak tahu apa yang sedang kamu hadapi, saya gak tahu apa yang sudah kamu lalui, tapi saya mau kasi tahu kamu : lihat lagi! Karena apa yang kelihatannya adalah laut di suatu masa, bisa jadi adalah persiapan untuk kemajuan di masa berikutnya. Kalo kamu lihat lagi, kamu lihat Firaun tenggelam. Kalo kamu lihat lagi, kamu lihat Tuhan dimuliakan. Kalo kamu lihat lagi, kamu lihat suatu terobosan. Kalo kamu lihat lagi, kamu akan lihat kemenangan mulai datang. Kalo kamu LIHAT LAGI…mungkin kamu akan lihat bahwa yang kamu lihat itu bukan laut, dan sesuatu yang kamu tangisi di suatu masa akan menjadi sesuatu yang membuat kamu bersyukur kepada Tuhan di masa yang lain. 

Dan saya mau berdoa seperti Nabi Elisa berdoa untuk bujangnya waktu mereka dikepung oleh musuh dan sekutunya. Nabi berkata bahwa ada lebih banyak di pihak kita daripada mereka. Ia berdoa, “Tuhan bukalah matanya supaya ia bisa melihat lagi.” Dan waktu bujang itu melihat lagi, dia melihat bala tentara surgawi yang jauh lebih banyak dari tentara musuh yang mengelilingi mereka. Mungkin kelihatannya aku terkepung. Tapi sesungguhnya, aku terlindungi olehMu. 

Tuhan, aku berdoa supaya Engkau membuka mata kami. Tolonglah kami untuk melihat masalah itu sesaat saja, tetapi kami memandang sepenuhnya pada janjiMu. Bukalah mata kami supaya kami bisa melihat seperti Engkau melihat. Dalam nama Yesus, Amin.